Untuk meningkatkan kinerja organisasi banyak pendekatan sistem manajemen Improvement yang diimplementasikan di perusahaan. Namun seringkali hasilnya tidak cukup signifikan dirasakan oleh Top Manajemen terutama dalam aspek finansial. Konsep Six Sigma yang diperkenalkan Motorola terbukti telah menghasilkan banyak kegiatan improvement dengan bottom line/financial benefit yang signifikan bagi perusahaan.
Six Sigma adalah suatu sistem manajemen dan juga metodologi untuk meningkatkan mutu proses dan produk/ jasa yang berfokus pada mengurangi variabilitas dan mengeliminasi defect/kesalahan (3.4 defect per Million opportunity) dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve & Control) untuk memuaskan pelanggan.
Untuk mendorong terjadinya gerakan Six Sigma Improvement di perusahaan diperlukan personil yang kompeten, di antaranya dibutuhkan seorang Six Sigma Green Belt, yakni seseorang yang memiliki kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan membuat solusi high impact project improvement dengan Six Sigma method dan statistical tools.
Prinsip Six Sigma
Untuk mengerti bagaimana mengimplementasikan metodologi Six Sigma dalam bisnis, berikut lima prinsip dasar six sigma.
1.Fokus pada konsumen
Kita sering mendengar istilah “konsumen adalah raja”. Hal ini pun berlaku dalam metodologi ini, dan sifatnya sangat penting. Six Sigma harus berhasil memaksimalkan manfaat bagi konsumen.
Oleh karena itu, bisnis yang berusaha menggunakan metode Six Sigma harus memahami konsumennya dengan baik dan mengetahui apa yang memuaskan mereka.
2.Mengukur value streamdan mengidentifikasi masalah
Melakukan pemetaan proses adalah hal yang wajib dilakukan untuk mengetahui potensi masalah yang mungkin terjadi. Data harus dikumpulkan untuk mengidetifikasi masalah yang perlu diselesaikan.
Untuk implementasi Six Sigma yang efektif, penting untuk menentukan tujuan yang jelas agar pengumpulan data dapat dilakukan dengan tepat.
3.Eliminasi proses yang tidak perlu
Setelah masalah ditemukan, lakukan perubahan proses untuk mengurangi aktivitas atau proses yang tidak memberikan manfaat bagi produk akhir. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi proses dengan membuatnya lebih lancar.
4.Partisipasi semua pihak
Agar strategi yang disusun berhasil, libatkanlah para stakeholder agar permasalahan dan penyelesaiannya dapat diidentifikasi secara maksimal. Oleh karena itu, semua orang yang terlibat harus benar-benar memahami konsep dan aplikasinya dalam bisnis untuk mengurangi risiko kegagalan dan melancarkan proses.
5.Ekosistem yang fleksibel dan responsif
Dalam konsep Six Sigma, segala bentuk inefisiensi atau pemborosan harus disingkirkan. Oleh karena itu, perusahaan harus membangun budaya perusahaan yang fleksibel dan responsif khususnya dalam melakukan perubahan dalam prosedur agar lebih efektif.
Pada tahun 2022, Kaizenindo Consulting mendapatkan kepercayaan untuk membekali para Assistant Manager PT. Yanmar Diesel Indonesia, dengan pengetahuan dan keterampilan Six Sigma Green Belt.