Memimpin Berdasarkan Kecerdasan Emosi
Resonansi merupakan daya getar sesuatu benda yang dapat menggetarkan benda lain di sekitarnya. Daya resonansi selalu terjadi di sekitar kita dan dapat kita lakukan walau tidak memiliki kharisma.
RESONANT LEADERSHIP merupakan kepemimpinan yang mampu membawa “frekuensi” emosi para anggotanya selaras dengan “frekuensi” emosi diri sang pemimpin sehingga menciptakan gelombang energi positif dan semangat yang besar untuk mencapai sasaran-sasarannya.
Seperti dikatakan, Richard Boyatzis dan Annie Mcknee, bahwa menjadi pemimpin yang resonan berarti pemimpin yang mampu berempati, mengelola emosinya, dan memahami emosi karyawan.
Untuk membangun karakter resonant leadership, perlu dikembangkan 3 Self Awareness Competence: (1). mengenali emosi diri sendiri dan efeknya terhadap orang lain dan lingkungan ; (2) Mengetahui kekuatan dan batas-batas dirinya dan (3). Keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri
Seorang pemimpin di tempat kerja, menumbuhkan karakter resonant leadership. Berikut tips untuk membangun dan memupuk karakter tersebut:
#1. Kesadaran Diri
Pemimpin resonan menyadari keterbatasan yang dimiliki dan tidak overconfidence.
Pemimpin menunjukkan sisi manusia dan tidak takut menunjukkan kelemahan dan kekuatan yang dimiliki akan lebih mudah diterima karyawan.
#2. Kepedulian pada bawahan
Kelola tim dengan cara membangun kesetiaan dan kepercayaan sehingga akan mengarah pada bisnis yang baik.
Suasana kerja yang kompak dan kekeluargaan akan membuat anggota kelompok merasa nyaman dan dekat.
#3. Kebersamaan Tim
Tunjukkan rasa belas kasih, kepedulian, dan pengertian. Mutualisme ini akan menciptakan hubungan yang terbuka dan penuh kepercayaan.
#4. Adaptasi dengan Perubahan
Perusahaan resonan akan memberikan respon yang lebih baik saat mengalami perubahan.
Pemimpin akan mengarahkan tim yang berkomitmen dan termotivasi untuk mengatasi hambatan bersama.
Salam Improvement!