Dahulu, produk yang mempunyai brand atau nama yang kuat seakan dapat “mendikte pasaran”. Di era lintas batas seperti sekarang, pelanggan memiliki banyak pilihan, dan berada pada posisi menentukan sendiri brand pilihan.
Pasar global dan perkembangan teknologi melahirkan cara pandang baru dalam Supply Chain!
Hal tersebut melahirkan cara pandang lebih komprehensif dalam pengelolaan Supply Chain, sekaligus tantangan penerapannya:
#1. Intergrasi Supply Chain Management
Supply chain tadinya hanya berfokus pada sisi hulu: sub suppliers – suppliers – manufacturers.
Sekarang Bergerak dari hulu ke hilir : Sub supplier – supplier – manufacturers – wholesalers – retailers – consumer
#2. Kekuasaan Retailer Membesar
Pengendali utama adalah consumers. Pihak yang berhubungan langsung dengannya adalah retailer.
Perubahan – perubahan di retailer : penataan, dekorasi, teknik pelayanan, keramahan, dll, dapat mempengaruhi pengambilan keputusan consumers dalam memilih produk.
#3. Komunikasi Antar Pelaku Supply
Komunikasi yang baik antar pelaku supply dapat mencegah keterlambatan barang maupun penumpukan barang di gudang yang berlebihan.
Membangun saluran informasi yang terbuka, cepat dan akurat terkait aliran barang, memberikan ktuntungan optimal.
#4. Supplier Partnership
Optimalisasi supply chain tidak mungkin dicapai apabila dilakukan oleh seupplier yang terus menerus berbeda atau berganti.
Supplier partnership = salah satu solusi dalam optimalisasi supply chain
#5. Teknologi Informasi Sebagai Katalisator
Teknologi informasi merupakan katalisator dalam mempercepat proses dan mempermudah manajemen supply chain yang efektif dan efisien.
Pengembangan teknologi informasi sama pentingnya dengan mengusakan pengadaan inventory dan mempercepat waktu pengiriman.
Salam Improvement!