“Kang, mengapa kami bagian produksi harus terlibat dalam penerapan Total Productive Maintenance?”
Memelihara mesin itu ibarat memelihara kesehatan gigi. Jika gigi kita sakit, kita datang ke dokter gigi untuk diperiksa, dianalisa, kemudian dilakukan tindakan: diobati, ditambal, atau dicabut.
Menariknya, saat gigi kita sehat. Dan agar tetap sehat. Gigi perlu dipelihara. Perlu dijaga kebersihannya. Dimana yang bertugas memelihara kesehatan gigi saat kita sehat, adalah tugas kita sendiri. Sebagai pemilik gigi. Bukan tugas dokter gigi.
Dokter gigi adalah bagian pemeliharaan (Maintenance). Jika mesin kita mengalami kerusakan mendadak (breakdown), kita minta bantuan bagian pemeliharaan: untuk melakukan pemeriksaan, investigasi, perbaikan, atau penggantian spare part.
Lalu saat mesin kita sehat (beroperasi tanpa kerusakan), apakah perlu dilakukan pemeliharaan? Jelas perlu dong.
Siapa yang yang melakukan perawatan? Ya pemilik mesin. Artinya operator, sebagai pemilik mesin melakukan pemeliharaan mandiri (Autonomous Maintenance). Autonomous Maintenance merupakan salah satu pilar dalam Total Productive Maintenance (TPM). Sebuah program yang dirancang untuk melibatkan operator dalam pemeliharaan mesin sederhana selain melakukan pekerjaan produksi.
Kegiatan sederhana dalam Autonomous Maintenance disingkat CLIT.
- C-Cleaning: pemeliharaan mandiri dengan melakukan pembersihan pada bagian mesin yang sering kotor.
- L-Lubrication: pemeliharaan mandiri dengan melakukan pelumasan pada bagian mesin agar selalu bekerja optimal.
- I-Inspection: pemeliharaan mandiri dengan melakukan pemeriksaan bagian mesin dan item indicator yang harus dikontrol.
- T-Tightening: pemeliharaan mandiri dengan senantiasa melakukan pengencangan mur dan baut.
Jika operator produksi melakukan AM, bukan berarti teknisi maintenance tidak melakukan pemeliharaan. Mereka terlibat dalam pilar TPM yang lain, yaitu Planned Maintenance (PM).
Kang Dudung | Instagram : @kangdudungkc | Email : dudungkc@gmail.com
#kaizenindo #procenindo #tumbuhbersama